HALAMAN PENGESAHAN
Ketua Jurusan
Dra. Tutik Suryanti
NIP.
Pembimbing
Dra. Regina Tri Mariati
NIP
Mengetahui,
Kepala SMK N 3
PATI
Drs. Sunoto,M.M
NIP.19650417
19910 3 1009
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan kunjungan
industri ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1.
Drs.Sunoto,M.M selaku kepala SMK N 3
PATI
2.
Drs.Tutik Suryanti selaku ketua jurusan
tata busana yang telah memberikan bekal pengetahuan dan ketrempilan kepada
penulis
3. Dra.
Regina Tri Mariati selaku pembimbing yang memberi masukan, arahan dan bimbingan
selama penulis menyusun laporan.
4. Bapal
dan Ibu guru pembimbing yang selalu memberikan dorongan moril maupun materil
pada penulis sehingga tersusunnya laporan ini
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu
Atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi .
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi .
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pati, 4 Januari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………………………….… i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….…. ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….…..... iii
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang…………………………………………………….………………..5
b. Tujuan………………………………….……………………….……………….. 5
c. Manfaat………………………………………………………….………………. 5
BAB 2 PELAKSANAAN KUNJUNGAN INDUSTRI
1. Industri
I
A.
Waktu……………………………………………………………….……… 6
B.
Tempat…………………………………………………………….………. 6
C.
Bidang Usaha……………………………………………………….……... 6
D.
Bahan Baku……………………………………………………….………. 6
E.
Proses Produksi………………………………………………….………… 6
F.
Produk.............................................................................................................7
G.
Pemasaran…………………………………….…………….…….…………7
H.
Omset……………………………………………….…………….…………7
I.
Kendala
Dan Cara mengatasi…………………………....................……… 7
J.
Managament/Pengelolaan…………………….……….………….…………7
2. Industri
II
1. Waktu…………………………………………………………….…….......……8
2. Tempat……………………………………….………………….…....…….....…8
3. Bidang
Usaha………………………………...…………………....………… ....8
4. Bahan
Baku………………………………….………………...….………….......8
5. Proses
Produksi……………………………………………..…….………….......8
6. Pemasaran…………………………………….………………….…………........9
7. Omset…………………………………………………………….…………........9
8. Kendala
Dan Cara mengatasi…………………………………….…………........9
9. Managament/Pengelolaan…………………….………………….…………........10
BAB 3 PENUTUP
a. Kesimpulan…………………………………...………………….…………........11
b. Saran…………………………………………...………………….…………......11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...………………….…...........vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Wisata
a.
Malioboro...............................................................................................................vi
b.
Candi
Borobudur...................................................................................................vii
c.
Parangtritis............................................................................................................vii
d.
Purawisata............................................................................................................viii
- Foto...............................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kunjungan industri ini perlu
diselenggarakan karena merupakan kegiatan rutinan setiap tahunnya untuk jurusan
busana kelas XI Sekolah Menengah Pertama. Pada kesempatan ini kami mengunjungi Batik
Indah Rara Djonggrang dan PT.Mataram Tunggal Garment.
Dengan diadakannya kunjungan industri ini agar siswa
mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara
kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin – mesin industri yang lebih
memadai. Siswa juga
diharapkan tidak menganggap kunjungan industri hanya sebagi sarana belajar,
tapi menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi dengan cara mendatangi
industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri
tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan kunjungan
industri adalah sebagai berikut :
a.
Untuk memenuhi sebagian syarat dalam
menyelesaikan tugas laporan kunjungan
b.
Sebagai wawasan informasi serta
memperbanyak pengetahuan
c.
Sebagai tindak lanjut pembelajaran
teori yang selama ini kita pelajari di kelas
d.
Memberikan motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar
e.
Melihat secara langsung proses produksi dari awal hingga akhir
f.
Untuk belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara
pemasaranya)
g.
Memberi bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang mandiri Untuk
mengetahui alat-alat dan proses pembuatan konveksi
1.3 Manfaat
Manfaat Kegiatan Kunjungan
Industri
Bagi Siswa
·
Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja
·
Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah
cukup moderen
·
Mendapat gambaran saat bekerja di industri atau ingin membuat sebuah
industri
Bagi Sekolah
·
Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa
·
Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan
Bagi Industri
·
Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
·
Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.
BAB II PELAKSANAAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
2.1
INDUSTRI 1
(Batik Indah Rara Djonggrang)
A. Sejarah
Berdirinya Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang
Batik Indah Rara Djonggrang adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
pembuatan (Produksi) dan Perdagangan Batik. Perusahaan ini berdiri di
Yogyakarta sejak Tanggal 25 Oktober 1958 Oleh Keluarga Besar Agus Soewito yang
bertempat di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta 55143 Telp. +62274 375209
Fax. +62274 378653 E mail. batik_raradjonggrang@yahoo.com, dimana tempat
tersebut merupakan satu kesatuan dari mulai produksi, Konveksi, Showroom dan
Kantor sampai sekarang.
Ciri khas pada Batik Indah Rara Djonggrang adalah
Lebih Mengutamakan kepada Padat Karya (Labor Intensive) dimana dalam Proses
produksi hampir Keseluruhan Bersifat Manual sehingga memerlukan tenaga kerja
relatif banyak dan berorientasi pada Ekspor ke Luar Negeri (Export Oriented) Terlihat dari
besarnya konsumen wisatawan Mancanegara Serta Proporsi penjualan ekspor yang
cukup besar.
A. Waktu : Hari : Senin
Tanggal :
20 Desember 2016
Jam :
08.30 - selesai
B. Tempat : Batik Rara Djonggrang
C. Bidang Usaha : Pembuatan Batik Khas Jogja
D. Bahan Baku : a. Kain 100%
cotton prima
b. 100% Cotton Prisima
c. 100% Silk atau Sutera
d. Voillisima,
e. HTS 9
f. Berkolissima
g. Lycra
E. Proses Produksi : Batik Tulis Tangan dan Batik Cap
v PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS TANGAN
1) Membuat pola dasar pada kain (putih) dengan pensil.
2) Membatik pola dasar paa kain (putih) dengan lilin, sesuai garis pensil;
bolak-balik.
3) Memberi isian pada proses no.2 dengan titik-titik dan gurat-gurat dengan
lilin.
4) Menutup dengan lilin bagian-bagian yang akan tetap putih sampai selesai.
5) Mencelup kedalam warna pertama, untuk variasi.
6) Munutup bagian-bagian yang akan tetap pada warna pertama dengan lilin.
7) Mencelup dalam warna ke-2.
8) Menggodok untuk menghilangkan semua lilin.
9) Mengulang membatik pada pola dasar dengan titik-titik, dan mengulang
menutup no.4.
10) Menutup warna-warna pertama dan warna kedua, agar tidak terkena warna
berikutnya.
11) Mencelup untuk memberi warna pada pola dasar.
12) Mengulang menggodok untuk menghilangkan semua lilin, dan selesai.
Batik dengan cap
v URUTAN PEMBUATAN BATIK DENGAN CAP
1) Membuat pinggiran dengan cap khusus dengan lilin pada kedua belah sisi
(bolak-balik).
2) Memberi lilin dasar dengan cap pola dasar, pada kedua belah sisi.
3) Mengulang memberi lilin bagian-bagian yang akan tetap tinggal putih hingga
selesai.
4) Mencelup dalam warna dasar.
5) Menghilangkan lilin pada bagian-bagian tertentu untuk mendapatkan warna
berikutnya.
6) Menutup warna dasar agar tidak terkena warna berikutnya.
7) Mencelup dalam warna terakhir, untuk memberi warna pada pola dasar.
8)
Menggodok untuk menghilangkan semua lilin,
dan selesai.
F.
Produk
Batik Indah Rara Djonggrang memproduksi
berbagai macam motif batik baik itu motif tradisional, modern, maupun campuran
sesuai dengan bahan kain yang digunakan seperti :
· Berupa Kain Batik, Sutera, Katun (Primisima dan Prima), Lycra, Hts 9 atau
Rayon, Voillisima dan lain-lain
· Berupa pakaian pria, Wanita,
anak-anak maupun dewasa
· Berupa House Hold Atau perlengkapan
Rumah tangga : Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot
mate dan Apron atau Celemek
· Accesoarries
Wall
Hang Atau Hiasan Dinding, Tas, Painting atau Lukisan dan lain-lain..
G. Pemasaran
Untuk
Meningkatkan Citra Perusahaan dan pengenalan kepada Masyarakat luas baik domestik
maupun mancanegara maka Perusahaan Batik Rara Djonggrang bekerja sama dengan
Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah
satu tempat obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya seperti Batik Surya
Kencana, Batik Plentong dan Winotosastro.
H. Omzet
Desember – Januari : Turun
Mei – September :
Buming Karena hari libur.
I. Kendala Dan Cara Mengatasi
Bahan-Bahan sisa produksi dapat dimanfaatkan seperti bahan sisa yang
dapat digunakan untuk membuat dompet,selimut,dan accesoris lainya.
J.
Management/Pengelolaan
1. Memakai Bahasa
INGGRIS,JEPANG,FRANCE,GERMANY.
2. Memakai Lilin Katun
(coklat),Sutera(bening).
3. Memakai Warna Alam/Natural Dan Warna
Sintetis / Kimia.
1.2 INDUSTRI 2 (Pt.Mataram Tunggal Garment)
Palagan Km 14,5 Balong
Donoharjo Ngaglik
Sleman Yogyakarta 0274-896100
Sleman Yogyakarta 0274-896100
Berdiri tanggal 6 Mei 1992 di Yogyakarta – Indonesia. Pabrik dan Kantor Manajemen berlokasi di lembah Gunung Merapi (± 15 Km). Total area Pabrik seluas 1,2 Ha dengan susana pedesaan beriklim sejuk. Spesialisasi kami di Industri Pakaian Jadi (Ladies Light Woven Products). Fokus pemasaran 100% Ekspor dengan kapasitas produksi 400.000 pcs/bulan. Status : Kawasan Berikat sejak tgl. 01 November 2006. Anggota KADIN DIY, API DIY, APINDO DIY.
PT Mataram Tunggal Garment adalah
perusahaan eksport pakaian wanita yang di percaya di wilayah DIY, Indonesia.
Destinasi ekspor PT Mataram TUnggal Garment meliputi ranah mancanegara
internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, China, Chile, Jerman, Nigeria,
dan Jepang.
1.
Waktu
: Hari :
Senin
Tanggal :
20 Desember 2016
Jam :
11.30 - selesai
2.
Tempat : Ds.Balong
Donoharjo,KEC.Ngaglik,KAB.Sleman,DIY.
3.
Bidang Usaha : Pembuatan Busana Secara Konveksi.
4.
Bahan Baku : Kain Dari Korea,China,Dan Indonesia
(Bandung).
5.
Proses Produksi :
1)
Grading Tujuan dari grading adalah untuk
menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan
kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya
kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan
XXL.
2)
Marker Making Marker making bertugas menentukan seberapa
panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design.
Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas
sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan
pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan
bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa
banyak kain yang akan dipesan.
3)
Cutting Kain yang telah dipesan kemudian dipotong
dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis
kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan
sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan
4)
Sorting / Bundling Tim pernyortir menyortir
pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat
bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan
dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih
parah.
5)
Sewing / Assembling Proses selanjutnya
adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit
penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada
kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung
dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.
6)
InspeksiSetelah proses penjahitan selesai, proses
selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh
quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang
tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh
sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu
7)
Pressing / Finishing Pada proses ini, beberapa
operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut
sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.
8)
Inspeksi Akhir Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi
untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk
benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka
yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka,
kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image
pabrik mereka sendiri
9)
PackingPacking adalah proses terakhir dimana
semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian
akan didistribusikan ke toko-toko baju.
6. Pemasaran.
Pemasaran
produksi Pt.Mataram Tunggal Garment diluar Negara seperti amerika serikat,jepang,chilie,dan
peru.Dengan jumlah pegawainya 1.720.000 orang.
Bagian-Bagian
di pabrik meliputi marketing,accounting,production. Produk yang di pasarkan di
pabrik adalah Busana Wanita Yaitu Tengtop,Bleiser,Jacket,Kemeja,Celana Pendek
Dan Panjang.
7. Omzet
Diketahui
oleh management.
8. Kendala
Dan Cara Mengatasi.
Jika
Busana itu rusak maka akan dibenarkan oleh pabrik dan juga bisa diganti oleh
kain yang baru.
9. Managament/Pengelolaan.
HAND
ON MANAGAMENT(Pengawasan secara melekat)
BAB
III PENUTUP
Demikian
Laporan ini kami buat, mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat
bagi semuanya dan untuk semua pihak yang membantu kami dalam menyusun laporan
ini, kami ucapkan terima kasih.
Apabila ada kekurangan kata yang tidak
berkenan, kami mohon maaf dan kami mengharapkan partisipasinya untuk memberikan
kritik dan saran, agar kami dapat mengetahui letak kesalahan dan kami dapat
memperbaikinya sehingga dalam pembuatan laporan selanjutnya menjadi lebih baik.
3.1
Kesimpulan
Dalam kunjungan industr ini kita dapat
mengamati berbagai proses –proses pembuatan busana.kerja disebuah industri
ternyata harus memiliki sifat terampil,disiplin,dan rajin agar dalam pembuatan
busana dapat selesai dengan tepat waktu dan hasilnya pun dapat memuaskan.
3.2
Saran
Kita sebagai siswa SMKN 3 PATI patut
meniru atau meneladani sebuah karya yang kita bisa,jika sebuah karya usaha itu
didasari dengan niat pasti usaha itu bisa menjadi hal yang menguntungkan untuk
diri sendiri atau orang lain meskipun memerlukan waktu yang tidak singkat untuk
menjadi orang yang sukses.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Panduan Pembuatan Busana Industri Tata Busana
LAMPIRAN
WISATA
Malioboro
Jalan Malioboro didirikan bertepatan
dengan pendirian Kraton Yogyakarta.
Dalam bahasa Sansekerta, kata "malioboro" bermakna karangan bunga.
Hal itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Kraton mengadakan acara
besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata malioboro juga
berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah
tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.
Perkembangan
pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun fasilitas untuk
meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti pembangunan Stasiun Tugu
oleh Staat Spoorweg (1887) di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil
membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro memiliki
peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia
berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi
utara-selatan sepanjang jalan.
Keberadaan Jalan Malioboro tidak terlepas dari konsep kota Yogyakarta yang ditata membujur dengan arah utara - selatan, dengan jalan-jalan yang mengarah ke penjuru mata angin serta berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat dengan adanya "poros imajiner" yang membentang dari arah utara menuju ke selatan, dengan kraton sebagai titik tengahnya.
Keberadaan Jalan Malioboro tidak terlepas dari konsep kota Yogyakarta yang ditata membujur dengan arah utara - selatan, dengan jalan-jalan yang mengarah ke penjuru mata angin serta berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat dengan adanya "poros imajiner" yang membentang dari arah utara menuju ke selatan, dengan kraton sebagai titik tengahnya.
"Poros"
tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan, yaitu Tugu (Pal Putih) di utara, ke
selatan berupa jalan Margatama (Mangkubumi) dan Margamulya (Malioboro), Kraton
Yogyakarta, Jl. DI. Panjaitan, berakhir di panggung Krapyak. Jika titik awal
(Tugu) diteruskan ke utara akan sampai ke Gunung Merapi, sedang jika titik
akhir (Panggung Krapyak) diteruskan akan sampai ke Samudera Hindia.
Di
era kolonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu oleh Belanda yang
membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan Malioboro. Selain
membangun benteng belanda juga membangun Societeit Der Vereneging Djogdjakarta
(1822), The Dutch Governor's Residence (1830), Javasche Bank dan kantor Pos
untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Komunitas Belanda di
Yogyakarta berkembang pesat sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana VII (
1877 - 1921).
Hal
tersebut berkaitan erat dengan tumbuh dan berkembangnya perkebunan tebu,
berbagai jenis pabrik, perbankan, asuransi, perhotelan, dan pendidikan.
Perkembangan pesat juga terjadi pada masa itu yang disebabkan oleh perdaganagan
antara orang Belanda dengan orang Tionghoa. Dan juga disebabkan adanya
pembagian tanah di sub-segmen Jalan Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat
Tionghoa dan kemudian dikenal sebagai Distrik Cina (Kawasan Pecinan).
Candi Borobudur
Asal-Usul
Penemuan Candi Borobudur Setelah Candi Borobudur selesai dibangun, beberapa
prasasti menyebut jika Candi ini kemudian digunakan oleh orang-orang agama
Budha masa itu sebagai tempat ibadah dan ziarah. Penggunaan candi ini hanya
berlangsung dalam waktu singkat, yakni sekitar 150 tahun. Singkatnya penggunaan
candi ini memang tak sesuai dengan lama proses pembangunannya. Hal ini
diketahui dapat terjadi karena adanya migrasi besar-besaran orang-orang Budha
di sekitar Candi karena keruntuhan Wangsa Syailendra. Mereka terdesak oleh
keberadaan orang-orang hindu yang secara kuantitas memang lebih banyak. Dengan
semakin sedikitnya para penganut Budha di sekitar wilayah tersebut (Magelang
saat ini), Candi Borobudur kemudian tidak digunakan lagi. Ia tidak terawat dan
sebagian dirusak oleh orang-orang yang belum berpikir pentingnya peninggalan
sejarah itu di masa depan. Karena tak lagi terurus, Borobudur pun kemudian
semakin rusak oleh alam. Waktu terbengkalainya yang cukup lama membuat Candi
megah ini ditumbuhi pepohonan besar, tertimbun oleh abu letusan gunung yang ada
di sekitarnya, dan tertutup hilang terpendam di dalam tanah.
Asal usul Parangtritis
Nama Parangtritis berasal dari dua kata yaitu parang,
berarti batu karang dan tritis yang dalam bahasa Jawa dikenal tumaritis artinya
sesuatu yang menetes. Jadi Parangtritis berarti batu karang yang ditetesi air.
Asal nama Parangtritis berawal ketika pada suatu hari ada seorang bernama
Dipokusumo, seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke pantai yang belum
bernama tersebut. Di tempat itu dia bersemedi dan menyendiri, mencari
ketenangan jiwa dan pikiran. Pada saat demikian ia melihat tetes-tetes air
jatuh menetesi batu karang di bawahnya. Melihat pemandangan indah itu, tempat
itu dinamakan Parangtritis.
Purawisata
Purawisata
Yogyakarta ini terletak di Jalan Brigjend. Katamso, Yogyakarta, DIY 55152,
Indonesia. Berbeda dengan pertunjukan Ramayana Ballet di Candi Prambanan
yang hanya dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pertunjukan
Sendratari Ramayana di Purawisata dilangsungkan setiap hari tanpa henti, tanpa
mempedulikan cuaca atau jumlah pengunjungnya. Jika cuaca hujan, pertunjukan
akan diselenggarakanindoor di Graha Adi
Budaya. Saat ini Pertunjukan Sendratari Ramayana Purawisata telah memasuki
tahun ke-36 sejak pertama kali digelar pada tahun 1976. Kesetiaan dan
konsistensi Sendratari Ramayana Purawisata dalam menggelar Sendratari Ramayanan
setiap hari telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pertunjukan
Sendratari Ramayana di Purawisata Yogyakarta ini dijadwalkan dimulai pada pukul
20.00-21.30 WIB, tetapi karena paket yang kami miliki juga termasuk
dengan dinner, maka kami disarankan oleh pihak Purawisata
Yogyakarta untuk tiba di lokasi pada pukul 19.00 WIB. Namun demikian karena ada
beberapa hal yang perlu kami urus terlebih dahulu di hotel tempat acara kantor,
kami baru tiba di Purawisata Yogyakarta dengan mobil sewaan kantor sekitar
pukul 19.30 WIB.
Begitu
datang kami langsung disambut dengan ramah sekali oleh sekitar 10 (sepuluh)
orang pegawai Purawisata Yogya. Setelah menunjukkan voucher yang diberikan kantor kepada kami, kami
pun langsung diantar menuju arena dinner. Kami pun
diberikan penjelasan sedikit bahwa yang termasuk dalam paket adalah dinner yang ada di buffet dan
pertunjukan Sendratari Ramayana, sementara jika ingin memasan menu lain yang
tidak ada di buffet akan kena biaya
tambahan. Setelah penjelasan singkat tersebut, voucher yang
kami miliki ditukar dengan tiket pertunjukan.
Proses
pembuatan pola menggunakan pensil
Proses
pencantingan menggunakan canting dan malam
Proses
penjemuran
Bak
pencucian kain
Bak
pelorotan malam
Malam
dan cap
Bahan
pewarna kain batik
0 komentar:
Posting Komentar