Pages

Rabu, 19 April 2017

Laporan Kunjungan Industri Busana


HALAMAN PENGESAHAN




Ketua Jurusan       


Dra. Tutik Suryanti
NIP.
 Pembimbing


Dra. Regina Tri Mariati
NIP




Mengetahui,
Kepala SMK N 3 PATI


Drs. Sunoto,M.M
NIP.19650417 19910 3 1009


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan kunjungan industri ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1.      Drs.Sunoto,M.M selaku kepala SMK N 3 PATI
2.      Drs.Tutik Suryanti selaku ketua jurusan tata busana yang telah memberikan bekal pengetahuan dan ketrempilan kepada penulis
3.      Dra. Regina Tri Mariati selaku pembimbing yang memberi masukan, arahan dan bimbingan selama penulis menyusun laporan.
4.      Bapal dan Ibu guru pembimbing yang selalu memberikan dorongan moril maupun materil pada penulis sehingga tersusunnya laporan ini
5.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.     

    Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi            .

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Pati, 4 Januari 2017

                                                                                               Penyusun










DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….….   ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…..... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang…………………………………………………….………………..5
b.      Tujuan………………………………….……………………….………………..   5
c.       Manfaat………………………………………………………….……………….   5
BAB 2  PELAKSANAAN KUNJUNGAN INDUSTRI
1.      Industri I
A.            Waktu……………………………………………………………….……… 6
B.            Tempat…………………………………………………………….……….  6
C.            Bidang Usaha……………………………………………………….……...  6
D.            Bahan Baku……………………………………………………….……….   6
E.             Proses Produksi………………………………………………….…………  6
F.             Produk.............................................................................................................7
G.            Pemasaran…………………………………….…………….…….…………7
H.            Omset……………………………………………….…………….…………7
I.                       Kendala Dan Cara mengatasi…………………………....................……… 7
J.               Managament/Pengelolaan…………………….……….………….…………7
2.      Industri II
1.      Waktu…………………………………………………………….…….......……8
2.      Tempat……………………………………….………………….…....…….....8
3.      Bidang Usaha………………………………...…………………....………… ....8
4.      Bahan Baku………………………………….………………...….………….......8
5.      Proses Produksi……………………………………………..…….………….......8
6.      Pemasaran…………………………………….………………….…………........9
7.      Omset…………………………………………………………….…………........9
8.      Kendala Dan Cara mengatasi…………………………………….…………........9
9.      Managament/Pengelolaan…………………….………………….…………........10
BAB 3 PENUTUP
a.    Kesimpulan…………………………………...………………….…………........11
b.    Saran…………………………………………...………………….…………......11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...………………….…...........vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
  1. Wisata
a.    Malioboro...............................................................................................................vi
b.    Candi Borobudur...................................................................................................vii
c.    Parangtritis............................................................................................................vii
d.   Purawisata............................................................................................................viii
  1. Foto...............................................................................................................................ix






BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
     Kunjungan industri ini perlu diselenggarakan karena merupakan kegiatan rutinan setiap tahunnya untuk jurusan busana kelas XI Sekolah Menengah Pertama. Pada kesempatan ini kami mengunjungi Batik Indah Rara Djonggrang dan PT.Mataram Tunggal Garment.

Dengan diadakannya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin – mesin industri yang lebih memadai. Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri hanya sebagi sarana belajar, tapi menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan kunjungan industri adalah sebagai berikut :
a.       Untuk memenuhi sebagian syarat dalam menyelesaikan tugas laporan kunjungan
b.      Sebagai wawasan informasi serta memperbanyak pengetahuan
c.       Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini kita pelajari di kelas
d.      Memberikan motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar
e.       Melihat secara langsung proses produksi dari awal hingga akhir
f.       Untuk belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara pemasaranya)
g.      Memberi bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang mandiri Untuk mengetahui alat-alat dan proses pembuatan konveksi
1.3 Manfaat
Manfaat Kegiatan Kunjungan Industri
 Bagi Siswa
·         Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja
·         Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup moderen
·         Mendapat gambaran saat bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri
Bagi Sekolah
·         Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa
·          Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan
Bagi Industri
·         Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
·         Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.





BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN INDUSTRI

2.1 INDUSTRI 1 (Batik Indah Rara Djonggrang)
A.    Sejarah Berdirinya Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang
Batik Indah Rara Djonggrang adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan (Produksi) dan Perdagangan Batik. Perusahaan ini berdiri di Yogyakarta sejak Tanggal 25 Oktober 1958 Oleh Keluarga Besar Agus Soewito yang bertempat di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta 55143 Telp. +62274 375209 Fax. +62274 378653 E mail. batik_raradjonggrang@yahoo.com, dimana tempat tersebut merupakan satu kesatuan dari mulai produksi, Konveksi, Showroom dan Kantor sampai sekarang.
     Ciri khas pada Batik Indah Rara Djonggrang adalah Lebih Mengutamakan kepada Padat Karya (Labor Intensive) dimana dalam Proses produksi hampir Keseluruhan Bersifat Manual sehingga memerlukan tenaga kerja relatif banyak dan berorientasi pada  Ekspor ke Luar Negeri (Export Oriented) Terlihat dari besarnya konsumen wisatawan Mancanegara Serta Proporsi penjualan ekspor yang cukup besar.

A.    Waktu         : Hari               : Senin
                Tanggal         : 20 Desember 2016
                Jam                : 08.30 - selesai
B.     Tempat                   : Batik Rara Djonggrang
C.     Bidang Usaha         : Pembuatan Batik Khas Jogja
D.    Bahan Baku            : a. Kain 100% cotton prima
b.   100% Cotton Prisima
c.    100% Silk atau Sutera
d.   Voillisima,
e.    HTS 9
f.    Berkolissima
g.   Lycra

E.     Proses Produksi      : Batik Tulis Tangan dan Batik Cap
v  PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS TANGAN
1)    Membuat pola dasar pada kain (putih) dengan pensil.
2)    Membatik pola dasar paa kain (putih) dengan lilin, sesuai garis pensil; bolak-balik.
3)    Memberi isian pada proses no.2 dengan titik-titik dan gurat-gurat dengan lilin.
4)    Menutup dengan lilin bagian-bagian yang akan tetap putih sampai selesai.
5)    Mencelup kedalam warna pertama, untuk variasi.
6)    Munutup bagian-bagian yang akan tetap pada warna pertama dengan lilin.
7)    Mencelup dalam warna ke-2.
8)    Menggodok untuk menghilangkan semua lilin.
9)    Mengulang membatik pada pola dasar dengan titik-titik, dan mengulang menutup no.4.
10) Menutup warna-warna pertama dan warna kedua, agar tidak terkena warna berikutnya.
11) Mencelup untuk memberi warna pada pola dasar.
12) Mengulang menggodok untuk menghilangkan semua lilin, dan selesai.
           Batik dengan cap
v URUTAN PEMBUATAN BATIK DENGAN CAP
1)    Membuat pinggiran dengan cap khusus dengan lilin pada kedua belah sisi (bolak-balik).
2)    Memberi lilin dasar dengan cap pola dasar, pada kedua belah sisi.
3)    Mengulang memberi lilin bagian-bagian yang akan tetap tinggal putih hingga selesai.
4)    Mencelup dalam warna dasar.
5)    Menghilangkan lilin pada bagian-bagian tertentu untuk mendapatkan warna berikutnya.
6)    Menutup warna dasar agar tidak terkena warna berikutnya.
7)    Mencelup dalam warna terakhir, untuk memberi warna pada pola dasar.
8)      Menggodok untuk menghilangkan semua lilin, dan selesai.

F.        Produk

         Batik Indah Rara Djonggrang memproduksi berbagai macam motif batik baik itu motif tradisional, modern, maupun campuran sesuai dengan bahan kain yang digunakan seperti :
·      Berupa Kain Batik, Sutera, Katun (Primisima dan Prima), Lycra, Hts 9 atau Rayon, Voillisima dan lain-lain
·      Berupa pakaian pria, Wanita, anak-anak maupun dewasa
·      Berupa House Hold Atau perlengkapan Rumah tangga           : Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot mate dan Apron atau Celemek
·      Accesoarries
Wall Hang Atau Hiasan Dinding, Tas, Painting atau Lukisan dan lain-lain..
G.      Pemasaran
         Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan dan pengenalan kepada Masyarakat luas baik domestik maupun mancanegara maka Perusahaan Batik Rara Djonggrang bekerja sama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah satu tempat obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya seperti Batik Surya Kencana, Batik Plentong dan Winotosastro.

H.      Omzet
Desember – Januari : Turun
Mei – September     : Buming Karena hari libur.

I.       Kendala Dan Cara Mengatasi
   Bahan-Bahan sisa produksi dapat dimanfaatkan seperti bahan sisa yang dapat digunakan untuk membuat dompet,selimut,dan accesoris lainya.

J.            Management/Pengelolaan
1.    Memakai Bahasa INGGRIS,JEPANG,FRANCE,GERMANY.
2.    Memakai Lilin Katun (coklat),Sutera(bening).
3.    Memakai Warna Alam/Natural Dan Warna Sintetis / Kimia.




1.2 INDUSTRI 2 (Pt.Mataram Tunggal Garment)


Palagan Km 14,5 Balong Donoharjo Ngaglik
Sleman Yogyakarta 0274-896100

Berdiri tanggal 6 Mei 1992 di Yogyakarta – Indonesia. Pabrik dan Kantor Manajemen berlokasi di lembah Gunung Merapi (± 15 Km). Total area Pabrik seluas 1,2 Ha dengan susana pedesaan beriklim sejuk. Spesialisasi kami di Industri Pakaian Jadi (Ladies Light Woven Products). Fokus pemasaran 100% Ekspor dengan kapasitas produksi 400.000 pcs/bulan. Status : Kawasan Berikat sejak tgl. 01 November 2006. Anggota KADIN DIY, API DIY, APINDO DIY.
PT Mataram Tunggal Garment adalah perusahaan eksport pakaian wanita yang di percaya di wilayah DIY, Indonesia. Destinasi ekspor PT Mataram TUnggal Garment meliputi ranah mancanegara internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, China, Chile, Jerman, Nigeria, dan Jepang.

             
1.        Waktu                  : Hari               : Senin
                           Tanggal          : 20 Desember 2016
                           Jam                 : 11.30 - selesai
2.        Tempat                 : Ds.Balong Donoharjo,KEC.Ngaglik,KAB.Sleman,DIY.
3.        Bidang Usaha      : Pembuatan Busana Secara Konveksi.
4.        Bahan Baku         : Kain Dari Korea,China,Dan Indonesia (Bandung).
5.        Proses Produksi    :
1)      Grading Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.
2)      Marker Making Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.
3)      Cutting Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan
4)      Sorting / Bundling Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.
5)      Sewing / Assembling Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.
6)      InspeksiSetelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu
7)      Pressing / Finishing Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.
8)      Inspeksi Akhir Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri
9)      PackingPacking adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan didistribusikan ke toko-toko baju.
6.      Pemasaran.
Pemasaran produksi Pt.Mataram Tunggal Garment diluar Negara seperti amerika serikat,jepang,chilie,dan peru.Dengan jumlah pegawainya 1.720.000 orang.
Bagian-Bagian di pabrik meliputi marketing,accounting,production. Produk yang di pasarkan di pabrik adalah Busana Wanita Yaitu Tengtop,Bleiser,Jacket,Kemeja,Celana Pendek Dan Panjang.
7.      Omzet
Diketahui oleh management.
8.      Kendala Dan Cara Mengatasi.
Jika Busana itu rusak maka akan dibenarkan oleh pabrik dan juga bisa diganti oleh kain yang baru.
9.      Managament/Pengelolaan.
HAND ON MANAGAMENT(Pengawasan secara melekat)


BAB III PENUTUP

Demikian Laporan ini kami buat, mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan untuk semua pihak yang membantu kami dalam menyusun laporan ini, kami ucapkan terima kasih.
        Apabila ada kekurangan kata yang tidak berkenan, kami mohon maaf dan kami mengharapkan partisipasinya untuk memberikan kritik dan saran, agar kami dapat mengetahui letak kesalahan dan kami dapat memperbaikinya sehingga dalam pembuatan laporan selanjutnya menjadi lebih baik.

3.1  Kesimpulan
          Dalam kunjungan industr ini kita dapat mengamati berbagai proses –proses pembuatan busana.kerja disebuah industri ternyata harus memiliki sifat terampil,disiplin,dan rajin agar dalam pembuatan busana dapat selesai dengan tepat waktu dan hasilnya pun dapat memuaskan.
3.2  Saran
     Kita sebagai siswa SMKN 3 PATI patut meniru atau meneladani sebuah karya yang kita bisa,jika sebuah karya usaha itu didasari dengan niat pasti usaha itu bisa menjadi hal yang menguntungkan untuk diri sendiri atau orang lain meskipun memerlukan waktu yang tidak singkat untuk menjadi orang yang sukses.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Pembuatan Busana Industri Tata Busana






LAMPIRAN
WISATA
Malioboro
Jalan Malioboro didirikan bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta. Dalam bahasa Sansekerta, kata "malioboro" bermakna karangan bunga. Hal itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Kraton mengadakan acara besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.
Perkembangan pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti pembangunan Stasiun Tugu oleh Staat Spoorweg (1887) di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro memiliki peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi utara-selatan sepanjang jalan.
Keberadaan Jalan Malioboro tidak terlepas dari konsep kota Yogyakarta yang ditata membujur dengan arah utara - selatan, dengan jalan-jalan yang mengarah ke penjuru mata angin serta berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat dengan adanya "poros imajiner" yang membentang dari arah utara menuju ke selatan, dengan kraton sebagai titik tengahnya.
"Poros" tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan, yaitu Tugu (Pal Putih) di utara, ke selatan berupa jalan Margatama (Mangkubumi) dan Margamulya (Malioboro), Kraton Yogyakarta, Jl. DI. Panjaitan, berakhir di panggung Krapyak. Jika titik awal (Tugu) diteruskan ke utara akan sampai ke Gunung Merapi, sedang jika titik akhir (Panggung Krapyak) diteruskan akan sampai ke Samudera Hindia. 
Di era kolonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu oleh Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan Malioboro. Selain membangun benteng belanda juga membangun Societeit Der Vereneging Djogdjakarta (1822), The Dutch Governor's Residence (1830), Javasche Bank dan kantor Pos untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Komunitas Belanda di Yogyakarta berkembang pesat sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana VII ( 1877 - 1921).
Hal tersebut berkaitan erat dengan tumbuh dan berkembangnya perkebunan tebu, berbagai jenis pabrik, perbankan, asuransi, perhotelan, dan pendidikan. Perkembangan pesat juga terjadi pada masa itu yang disebabkan oleh perdaganagan antara orang Belanda dengan orang Tionghoa. Dan juga disebabkan adanya pembagian tanah di sub-segmen Jalan Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat Tionghoa dan kemudian dikenal sebagai Distrik Cina (Kawasan Pecinan).

Candi Borobudur
Asal-Usul Penemuan Candi Borobudur Setelah Candi Borobudur selesai dibangun, beberapa prasasti menyebut jika Candi ini kemudian digunakan oleh orang-orang agama Budha masa itu sebagai tempat ibadah dan ziarah. Penggunaan candi ini hanya berlangsung dalam waktu singkat, yakni sekitar 150 tahun. Singkatnya penggunaan candi ini memang tak sesuai dengan lama proses pembangunannya. Hal ini diketahui dapat terjadi karena adanya migrasi besar-besaran orang-orang Budha di sekitar Candi karena keruntuhan Wangsa Syailendra. Mereka terdesak oleh keberadaan orang-orang hindu yang secara kuantitas memang lebih banyak. Dengan semakin sedikitnya para penganut Budha di sekitar wilayah tersebut (Magelang saat ini), Candi Borobudur kemudian tidak digunakan lagi. Ia tidak terawat dan sebagian dirusak oleh orang-orang yang belum berpikir pentingnya peninggalan sejarah itu di masa depan. Karena tak lagi terurus, Borobudur pun kemudian semakin rusak oleh alam. Waktu terbengkalainya yang cukup lama membuat Candi megah ini ditumbuhi pepohonan besar, tertimbun oleh abu letusan gunung yang ada di sekitarnya, dan tertutup hilang terpendam di dalam tanah.           

Asal usul Parangtritis
Nama Parangtritis berasal dari dua kata yaitu parang, berarti batu karang dan tritis yang dalam bahasa Jawa dikenal tumaritis artinya sesuatu yang menetes. Jadi Parangtritis berarti batu karang yang ditetesi air. Asal nama Parangtritis berawal ketika pada suatu hari ada seorang bernama Dipokusumo, seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke pantai yang belum bernama tersebut. Di tempat itu dia bersemedi dan menyendiri, mencari ketenangan jiwa dan pikiran. Pada saat demikian ia melihat tetes-tetes air jatuh menetesi batu karang di bawahnya. Melihat pemandangan indah itu, tempat itu dinamakan Parangtritis.

Purawisata
Purawisata Yogyakarta ini terletak di Jalan Brigjend. Katamso, Yogyakarta, DIY 55152, Indonesia. Berbeda dengan pertunjukan Ramayana Ballet di Candi Prambanan yang hanya dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata dilangsungkan setiap hari tanpa henti, tanpa mempedulikan cuaca atau jumlah pengunjungnya. Jika cuaca hujan, pertunjukan akan diselenggarakanindoor di Graha Adi Budaya. Saat ini Pertunjukan Sendratari Ramayana Purawisata telah memasuki tahun ke-36 sejak pertama kali digelar pada tahun 1976. Kesetiaan dan konsistensi Sendratari Ramayana Purawisata dalam menggelar Sendratari Ramayanan setiap hari telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata Yogyakarta ini dijadwalkan dimulai pada pukul 20.00-21.30 WIB, tetapi karena paket yang kami miliki juga termasuk dengan dinner, maka kami disarankan oleh pihak Purawisata Yogyakarta untuk tiba di lokasi pada pukul 19.00 WIB. Namun demikian karena ada beberapa hal yang perlu kami urus terlebih dahulu di hotel tempat acara kantor, kami baru tiba di Purawisata Yogyakarta dengan mobil sewaan kantor sekitar pukul 19.30 WIB. 
Begitu datang kami langsung disambut dengan ramah sekali oleh sekitar 10 (sepuluh) orang pegawai Purawisata Yogya. Setelah menunjukkan voucher yang diberikan kantor kepada kami, kami pun langsung diantar menuju arena dinner. Kami pun diberikan penjelasan sedikit bahwa yang termasuk dalam paket adalah dinner yang ada di buffet dan pertunjukan Sendratari Ramayana, sementara jika ingin memasan menu lain yang tidak ada di buffet akan kena biaya tambahan. Setelah penjelasan singkat tersebut, voucher yang kami miliki ditukar dengan tiket pertunjukan.




Proses pembuatan pola menggunakan pensil
Proses pencantingan menggunakan canting dan malam
Proses penjemuran
Bak pencucian kain
Bak pelorotan malam
Malam dan cap
Bahan pewarna kain batik